Semua orang bisa membuat Yogurt. Bagaimana membuat yogurt ala Monica Yogurt? Ijinkan kami bercerita tentang cara kami membuat yogurt..

ditulis oleh denbagusai, pada 6 Mei 2020.

Sampai saat ini kebanyakan orang masih tidak mempunyai bayangan bagaimana cara membuat yogurt. Sementara yang sudah tahu tapi belum pernah mencoba, sebagian belum mencobanya karena takut. Mengapa? Di benak mereka yogurt dibuat dengan cara membiarkan susu menjadi basi. Jadi kalau tidak hati-hati bisa keracunan! Ini tidak betul. Membuat yogurt sama sekali tidak "seberbahaya" itu. Malah makanan yang diakrabi sehari-hari seperti kecap, tempe, dan oncom, lebih berisiko dalam pembuatannya karena meng gunakan jamur, difermentasi di udara terbuka, dan waktu fermentasinya lebih lama.

Pembuatan yogurt sendiri relatif aman karena saat ini jarang sekali orang melakukan dengan mendiamkan begitu saja susu hingga menggumpal. Cara "purba" tersebut selain berisiko tercemar juga hasilnya tidak menentu. Cara ini mengandalkan bakteri apa saja yang ada pada susu segar saat itu—bisa bakteri asam laktat pembuat yogurt atau bakteri penyebab penyakit. Seharusnya susu segar disterilkan (dipasteurisasi) dahulu dan kemudian dibibiti sejumlah bakteri yogurt. Dengan demikian bakteri yang akan berkembang biak adalah yang seharusnya. Sekali bakteri yogurt ini cukup "merajalela" dalam susu, kehadiran sebagian besar bakteri lain akan dihambat oleh kondisi asam yang diciptakannya.

Untuk membuat yogurt, yang diperlukan hanyalah susu, bibit yogurt, dan peralatan dapur sederhana seperti panci dan sendok. Segala macam susu bisa dicoba untuk dijadikan yogurt, mulai dari susu sapi dan kambing, kuda dan unta, sampai rusa dan yak. "Susu" nabati juga bisa: kedelai, kecipir, almond, kacang tanah, santan, dan sebagainya.

Variasi susu yang digunakan dapat berupa susu segar, susu cair dalam botol/karton, susu krim, susu skim, atau susu bubuk yang telah dicampur kembali dengan air. Meski demikian, sebaiknya tidak menggunakan susu kental manis karena terlalu banyak mengandung gula. Juga perlu diperhatikan bahwa ada produk susu cair dan bubuk yang mengandung pengawet, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yogurt. Jenis susu seperti demikian tidak dapat dijadikan yogurt.

Untuk proses membuatnya, yang kami lakukan sama dengan yang ada di buku buku... Susu di pasteurisasi lalu di beri bibit yogurt lalu dihangatkan di inkubator. Siapkan susu dan tuang ke dalam panci. Sambil memanaskan susu ini di atas api sedang, aduk secukupnya. Begitu susu mulai mendidih, setel api sampai menjadi kecil. Biarkan susu mendidih sekitar 10 menit. Baru matikan api dan tunggu hingga susu cukup hangat, sekitar 40–44°C.

Anda perlu memiliki termometer raksa dan alkohol. Murah harganya, tapi penting sekali gunanya. Meski suhu hangat dapat dikira-kira tapi kulit tangan bukan pengukur suhu yang bisa diandalkan, apalagi jika baru pertama kali mencoba. Sehingga kadang-kadang susu terlalu panas atau terlalu dingin waktu dicampurkan dengan bibit. Agar aman, ukur suhu susu dengan termometer yang telah sebelumnya disteril dulu dengan alkohol.

Setelah di beri bibit yogurt, jaga suhu fermentasi agar kurang lebih konstan. Karena suhu ruangan tempat menyimpan yogurt lebih dingin (25°C) dibandingkan suhu fermentasi yang seharusnya (40–44°C), maka susu akan menjadi dingin. Untuk mencapai hasil terbaik suhu perlu dijaga agar konstan. Dibutuhkan waktu 4–12 jam, bergantung pada kualitas yogurt yang Anda tambahkan sebagai bibit. Yogurt akan jadi lebih cepat jika bibit "kuat" (mengandung banyak bakteri hidup). Selama didiamkan ini, boleh sesekali Anda membuka tutup wadah untuk mengamati keadaan susu, tetapi usahakan jangan sampai mengguncang wadah dari susu yang sedang kita fermentasi tadi. Perhatikan apakah susu sudah menggumpal atau belum. Jika sudah susu boleh diangkat.

Seperti makhluk hidup lain, bakteri pun membutuhkan kondisi pertumbuhan yang cocok—terutama suhu yang tepat. Umumnya bakteri tumbuh baik pada keadaan hangat. Bakteri yogurt S. thermophilus dan L. bulgaricus paling cepat tumbuh di sekitar suhu 40–44°C (bergantung pada galurnya). Jika suhu terlalu rendah bakteri "kedinginan" dan berkembang biak lambat atau tidak sama sekali. Sementara jika suhu terlampau panas bakteri tidak hanya "kegerahan" tapi juga bisa rusak dan mati. Bahaya lain, yaitu merajalelanya mikroba berbeda yang kondisi optimumnya di suhu lebih tinggi atau rendah. Karena lebih cepat berkembang biak di suhu tersebut, jumlah mikroba penyusup tadi dapat menyusul bahkan menyisihkan bakteri yogurt semula. Akibatnya, rasa yogurt lambat laun berubah dan kualitasnya menurun. Itulah juga sebabnya mengapa kebersihan penting dijaga, agar sesedikit mungkin mikroba lain yang hinggap dan menempel pada yogurt dan bibit.

Setelah yogurt menggumpal, ada dua hal yang bisa dilakukan. Pertama, langsung memakannya dengan sendok, seperti menyantap agar-agar. Kedua, mengaduk gumpalannya hingga pecah menjadi cairan kental merata, lalu menambahkan pemanis seperti madu, gula pasir, sirup, atau buah sesuai kesukaan Anda. Nikmati. Bagaimana rasa yogurt pertama Anda ini, apakah terlalu asam? Mungkin mula-mula terasa demikian jika Anda belum pernah mencoba yogurt polos sebelumnya. Tapi jangan kuatir, lama-kelamaan Anda akan terbiasa, malah menyukai rasa asamnya yang menyegarkan.

Dan Selamat!!! Anda sudah bisa membuat Yogurt... Lhooo...lalu ngga perlu beli yogurt di Monica Yogurt dong... Wah... kalau itu sich bebas...hahaha.... Tapi yang pastinya sich..yogurt buatan kami pasti lebih enak dibandingkan buatan anda... Penasaran khan??? Monggo di pesan saja Yogurt kamii...😍


Tetap Semangat mencari informasi yang lain tentang Yogurt .

Jika anda mempunyai sebuah ide untuk mengangkat sebuah topik sehubungan dengan dunia per-yogurt-an, boleh dong kita DM-an di 0857 7970 6682.

Terima Kasih.

😉